China, negara dengan image penjiplak di mata sebagian warga
Indonesia (termasuk saya). Meski saya percaya bahwa mereka bisa memproduksi
produk dengan kualitas yang bersaing. Kita cari sampel saja, handphone. Silakan
cek di bodi handphone masing-masing, maksud hati membeli produk Kanada, US,
Finlandia ataupun belahan dunia lainnya, eeee.. ternyata kita dapat produk
dengan label ‘assembled in China’ atau ‘manufactured in China’ atau bahkan ‘fabricated
in China’. Jadi bagaimana soal masalah produk China??
Negara tersebut ternyata juga memiliki kemampuan ‘regenerasi’
yang fantastis. Bayangkan saja jumlah penduduk kok mencapai 1,34 M. Sekilas
angka tersebut memang biasa, tapi mari kita bayangkan dalam persepsi yang ‘sangat
Indonesia’. Jika dalam 1 hari masing-masing orang minum 8 liter air berarti
kita butuh dan bisa jualan air dalam jumlah besar, jika masing-masing orang
memiliki 1 handphone berarti kita dapat menjualnya dengan sistem partai dengan
disertai diskon, :D lalu jika 1 orang mengendarai satu jenis kendaraan??
sumber |
sumber |
Hebatnya, gaung kemacetan negara itu samar-samar terdengar di telinga kita, masih jauh lebih jelas terdengar kabar tentang produk China yang tidak awet, lebih hangat soal prestasi bulu tangkis mereka yang menggusur timnas kita, bahkan jauh lebih jelas terdengar beberapa produk otomotif mereka yang mulai merambah negara kita.
Meski begitu, salah satu media kita pernah merilis berita tentang kemacetan di China hingga 10 hari dengan panjang mencapai 100 km. Namun kejadian itu dipicu oleh adanya perbaikan jalan.
sumber |